♥ ♥ ♥ Kisah Jatuh Cinta Dalam Al-Qur’an ♥ ♥ ♥
Kisah Jatuh Cinta Dalam Al-Qur’an
وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ امْرَأَةُ الْعَزِيزِ تُرَاوِدُ
فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا إِنَّا لَنَرَاهَا فِي
ضَلَالٍ مُبِينٍ .
“Dan wanita-wanita
di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan
dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah
sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang
nyata." (Q.S. Yusuf (12): 30)
Jatuh Cinta Dari Anugerah Ilahi
وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا
لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ
فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ .
“Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian
isteri-isteri dari jenis kalian sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan Dia jadikan diantara kalian mawaddah dan
rahmah (rasa belas kasih). Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” Q.S. ar-Rum
(30): 21.
Mawaddah ditafsirkan dengan: 1) Rasa cinta –antar
suami istri-. 2) Jimak. 3) Mencintai orang yang telah tua. (Tafsir Ibnu
‘Abdis Salam)
Jatuh Cinta Paling Mulia & Dahsyat
وَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ
كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ...
“Dan
diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Alloh; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah ….”
Q.S. al-Baqarah (2): 165.
Bagaimana mencintai Alloh Swt? Alloh Swt & Rasul-Nya menjelaskan:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ
اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ .
“Katakanlah: "Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku
(Nabi Muhammad saw), niscaya Alloh mencintai kalian dan mengampuni dosa
kalian." Alloh Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” Q.S. Ali ‘Imran (3):
31.
Sinyal-Sinyal Cinta
Manakala cinta telah menyelimuti hati sanubari, apa yang terjadi?
Adalah “muttafaq ‘alaih” bahwa manusia manakala jatuh cinta kepada
seseorang, tentulah hatinya sangat terkait dengannya. Akibatnya, ia akan
merasa rindu dahsyat manakala lama tak bersua. Hatinya bergemuruh tak
karuan bila telah lama berpisah. Hati yang rindu tersebut hanya akan
merasa lega manakala telah bersua dengan kekasihnya. Jika telah bersua,
ia akan merasa tenang bila selalu berada di sampingnya, dan ia pun betah
berlama-lama bersamanya. Sinyal cinta yang begitu kuat memang sangat
mengikat hati. Dahsyat! Itulah gambaran cinta antar sesama makhluk bani
Adam.
Demikian juga cinta hakiki orang beriman kepada
Khaliq-nya; Alloh Swt, sebagaimana ditegaskan dalam surah al-Baqarah
(2): 165 di atas. Ia merasa rindu untuk segera bersua Alloh Swt lewat
shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunnah. Ia merasa betah
berlama-lama bermunajat dengan Alloh Swt dalam shalat.
‘Atha`
bercerita, “Aku dan Ubaid bin Umair mengunjungi ‘Aisyah ra, lalu Ibnu
Umair berkata kepadanya, “Mohon Anda ceritakan kepada kami tentang
sesuatu paling menakjubkan yang pernah Anda lihat dari Rasulullah saw.”
‘Aisyah ra diam sejenak, kemudian ia bercerita, “Suatu malam, Rasulullah
saw bersabda: “Hai Aisyah, biarkanlah malam ini aku beribadah kepada
Rabbku”. Kujawab: “Demi Alloh, sungguh aku suka dekat dengan Anda, namun
aku juga menyukai segala yang menggembirakan Anda”. Lalu beliau
berdiri, lalu bersuci kemudian shalat. Lalu beliau tidak henti-hentinya
menangis hingga pangkuannya basah kuyup. Saat itu beliau dalam posisi
duduk, dan tidak henti-hentinya menangis hingga janggutnya basah,
kemudian menangis terus hingga tanah pun juga basah oleh air mata
beliau. Lalu Bilal datang untuk memberitahu telah tibanya waktu shalat
shubuh. Saat Bilal melihat beliau menangis, ia bertanya, “Wahai
Rasulullah, Anda menangis?! Padahal Alloh telah mengampuni segala dosa
yang telah lewat.” Beliau menjawab, “Tidakkah seharusnya aku menjadi
hamba yang senantiasa bersyukur? Sungguh malam ini telah turun kepadaku
suatu ayat; sungguh celaka siapapun yang membacanya tanpa bertafakkur
memahaminya, yaitu ayat (yang artinya): Sesungguhnya dalam penciptaan
langit-langit dan bumi … (QS. Ali ‘Imran (3): 190). HR Ibnu Hibban
dengan sanad shahih atas syarat Muslim.
Saat Santri Jatuh Cinta
Manakala cinta kepada Alloh Swt betul-betul ada di dalam hati, maka
secara otomatis tanda cinta tersebut akan tampak pada anggota badan.
Dengan kata lain, lahiriah seseorang yang mencintai Alloh Swt pastilah
menampakkan isi batinnya. Bagaimana itu?
Lahiriahnya pastilah
dihiasi dengan sunnah-sunnah Nabi saw. Dari rambut hingga kakinya ia
hiasi dengan sunnah-sunnah Nabi saw. Amaliahnya dari pagi hingga petang
pun juga dia hiasi dengan sunnah-sunnah Nabi saw. Itulah tanda cinta
hakiki kepada Alloh Swt.
Jatuh Cinta Menggebu-Gebu Dahsyat
Rasulullah saw bersabda:
مِنْ أَشَدِّ أُمَّتِي لِي حُبًّا نَاسٌ يَكُونُونَ بَعْدِي يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ رَآنِي بِأَهْلِهِ وَمَالِهِ .
“Termasuk umatku yang paling dahsyat cintanya kepadaku adalah beberapa
orang yang hidup sepeninggalku; salah satu dari mereka sangat ingin
melihatku (meskipun harus menebus) dengan keluarga dan hartanya.” HR
Muslim, dari hadits Abu Hirr ghafarallahu lahu wa li ummih.
Ulama
menegaskan, “Tanda mencintai Nabi saw adalah dengan mengikuti
sunnah-sunnah beliau dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.”
Berikut ini dikupas sebagian kecil sunnah Nabi saw sehari-hari untuk
menghiasi diri yang mencintai Nabi saw., yang mencakup beberapa hal
berikut:
1. Celana Pecinta Rasulullah saw.
2. Mata Pecinta Rasulullah saw.
3. Tidur Pecinta Rasulullah saw.
4. Makan Pecinta Rasulullah saw.
5. Shalat Tahajjud Pecinta Rasulullah saw.
6. Amaliah Selepas Shubuh Pecinta Rasulullah saw.
7. Amaliah Selepas Maghrib Pecinta Rasulullah saw.
8. Amaliah Selepas Isya’ Pecinta Rasulullah saw.
.: Celana Pecinta Rasulullah saw :.
عَنِ العَلاَءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِيْهِ قَالَ، سَأَلْتُ
أَبَا سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ عَنِ الإِزَارِ، فَقَالَ: عَلَى الخَبِيْرِ
سَقَطْتَ، قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
:)إِزْرَةُ المُسْلِمِ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ، وَلاَ حَرَجَ أَوْ لاَ
جُنَاحَ فِيْمَا بَيْنَهُ وَ بَيْنَ الكَعْبَيْنِ، مَا كَانَ أَسْفَلُ مِنَ
الكَعْبَيْنِ فَهُوَ فِى النَّارِ، مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا لَمْ
يَنْظُرِ اللهُ إِلَيْهِ(.
“Dari Al-‘Ala’ bin Abdurrahman, dari
bapaknya dia berkata, Aku bertanya kepada Abu Sa’id Al-Khudri tentang
kain sarung, lalu dia berkata, “Kepada orang yang pandai engkau
bertanya.” Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Keadaan
kain sarung seorang muslim hendaknya sampai tengah-tengah betis, dan
tidak mengapa atau tidak dosa panjang pakaian antara pertengahan betis
dan mata kaki, pakaian yang lebih rendah dari mata kaki, maka
(tempatnya) di dalam neraka, barang siapa menyeret kain sarungnya dalam
keadaan sombong, (maka) Allah tidak akan memandangnya (dengan belas
kasih).” HR.Ahmad dan Abu Dawud; hadits shahih.
.:Mata Pecinta Rasulullah saw:.
Rasulullah saw biasa memakai celak mata sebelum tidur malam hari. 3
olesan celak untuk mata kanan, dan 2 olesan celak untuk mata kiri.
Hadits shahih menegaskan:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَتْ لَهُ مُكْحُلَةٌ يَكْتَحِلُ بِهَا كُلَّ
لَيْلَةٍ ثَلاثَةً فِي هَذِهِ وَثَلاثَةً فِي هَذِهِ.
Nabi saw
memiliki alat celak; beliau memakai celak tiap malam; 3x untuk ini (mata
kanan) dan 3x untuk ini (mata kiri). HR Turmudzi dari hadits Ibnu
‘Abbas ra; hadits hasan, namun lafal “3x untuk mata kiri” adalah dha’if.
Yang shahih adalah:
كَانَ يَكْتَحِلُ فِي عَيْنِهِ الْيُمْنَى ثَلاَثَ مَرَّاتٍ وَ الْيُسْرَى مَرَّتَيْنِ .
“Nabi saw biasa memakai celak; 3X untuk mata kanan, dan 2X untuk mata kiri.” HR Ibnu Sa’d.
.:Tidur Pecinta Rasulullah saw:.
Kapan Rasulullah saw tidur? Pukul berapakah?
كَانَ يَنَامُ أَوَّلَ اللَّيْلِ وَ يُحْيِي آخِرَهُ .
“Nabi saw biasa tidur di awal malam, kemudian menghidupkan akhir malam.” HR Ibnu Majah, dari hadits ‘Aisyah ra; SHAHIH.
Apa yang disunnahkan menjelang tidur selain berwudhu?
إِذَا أَوَى أَحَدُكُمْ إِلَى فِرَاشِهِ فَلْيَنْفُضْ فِرَاشَهُ
بِدَاخِلَةِ إِزَارِهِ فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى مَا خَلَفَهُ عَلَيْهِ ثُمَّ
لْيَضْطَجِعْ عَلَى شِقِّهِ الأَيْمَنِ ثُمَّ لْيَقُلْ بِاسْمِكَ رَبِّى
وَضَعْتُ جَنْبِى وَبِكَ أَرْفَعُهُ إِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِى فَارْحَمْهَا
وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ
الصَّالِحِينَ .
"Bila seseorang dari kalian telah menuju ke tempat
peraduannya, hendaklah dia membersihkan tempat tidurnya dengan ujung
sarungnya bagian atas, sebab dia tidak tahu apa yang ada di atas tempat
tidurnya, kemudian hendaklah dia berbaring atas lambungnya bagian kanan,
kemudian hendaklah dia membaca doa (yang artinya): "Dengan Nama-Mu
wahai Rabb, aku letakkan lambungku, dan dengan-Mu pula aku
mengangkatnya. Bila Engkau menahan jiwaku (mematikanku) maka
belaskasihanilah ia, dan bila Engkau melepasnya maka jagalah ia dengan
penjagaan-Mu kepada hamba-hamba-Mu yang shalih." Muttafaqun 'alaih dari
hadits Abu Hirr ra.
Ayat apa yang musti dibaca menjelang tidur?
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - رضى الله عنه – قَالَ: قَالَ (الآتي) إِذَا
أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِىِّ لَنْ يَزَالَ
مَعَكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ .
وَقَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « صَدَقَكَ وَهْوَ كَذُوبٌ
ذَاكَ شَيْطَانٌ » .
Abu Hurairah ra bercerita, "Pencuri itu
menasihatiku: Bila Anda telah menuju tempat peraduan, maka bacalah ayat
Kursi, pasti senantiasa ada penjaga dari Alloh bersamamu, dan tidak ada
setan yang dapat mendekatimu hingga waktu pagi." Nabi saw bersabda, "Dia
berkata benar kepadamu padahal dia pengibul dahsyat. Dia adalah setan."
HR Bukhari.
Wirid apa pula yang musti dibaca menjelang tidur?
أَنَّ فَاطِمَةَ أَتَتِ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- تَسْأَلُهُ
خَادِمًا وَشَكَتِ الْعَمَلَ فَقَالَ « مَا أَلْفَيْتِيهِ عِنْدَنَا ».
قَالَ « أَلاَ أَدُلُّكِ عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ لَكِ مِنْ خَادِمٍ
تُسَبِّحِينَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ وَتَحْمَدِينَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ
وَتُكَبِّرِينَ أَرْبَعًا وَثَلاَثِينَ حِينَ تَأْخُذِينَ مَضْجَعَكِ ».
Fathimah mendatangi Nabi saw untuk meminta seorang pembantu, dan dia
mengadukan pekerjaan (yang memberatkannya). Beliau menjawab, "Tidak ada
pembantu di sini." Lalu beliau bersabda lagi, "Maukah kutunjukkan
sesuatu yang lebih baik bagimu daripada pembantu? Yaitu kamu membaca
tasbih 33x, tahmid 33x, dan takbir 34x, saat mengambil tempat tidurmu."
Muttafaqun 'alaih dari hadits Abu Hirr ra.
Bagaimana posisi tidur yang sesuai sunnah (baca: berpahala)?
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا أَرَادَ أَنْ
يَرْقُدَ وَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى تَحْتَ خَدِّهِ ثُمَّ يَقُولُ «
اللَّهُمَّ قِنِى عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ ». ثَلاَثَ مِرَارٍ .
"Rasulullah saw bila hendak tidur, beliau meletakkan telapak tangan
kanan di bawah pipi beliau kemudia membaca doa (yang artinya): Ya Alloh,
jagalah aku dari siksa-Mu di hari Engkau membangkitkan para hamba-Mu.
Dibaca 3x." HR Abu Dawud dari hadits Hafshah ra & Turmudzi dari
hadits Hudzaifah ra dan Bara` ra; hadits shahih
.:Makan Pecinta Rasulullah saw:.
Rasulullah saw tidak pernah makan di atas meja makan. Tidak ada meja
makan di dalam rumah beliau yang sempit itu! Sempit? Ya! Atap rumah
beliau dapat digapai dengan tangan. Karena itulah Alloh Swt menyebut
rumah-rumah istri Nabi saw dengan al-hujurat (bilik-bilik), karena kecil
bagai bilik, bukan bagai rumah seperti biasanhya.
كَانَ
يَجْلِسُ عَلَى اْلأَرْضِ، وَيَأْكُلُ عَلَى اْلأَرْضِ، وَيَعْتَقِلُ
الشَّاةَ، وَيُجِيبُ دَعْوَةَ الْمَمْلُوكِ عَلَى خُبْزِ الشَّعِيْرِ .
Nabi saw biasa duduk di atas tanah, makan di atas tanah, mau mengikat
kambing-kambing, dan bersedia mendatangi undangan seorang budak untuk
dijamu roti dari gandum. HR Thabarani dari hadits Ibnu ‘Abbas ra; hadits
shahih.
كَانَ يَرْدِفُ خَلْفَهُ، وَيَضَعُ طَعَامَهُ عَلَى اْلأَرْضِ، وَيُجِيبُ دَعْوَةَ الْمَمْلُوكِ، وَيَرْكَبُ الْحِمَارَ .
Nabi saw biasa memboncengkan orang di belakang beliau, meletakkan
makanannya di atas tanah, bersedia menyambut undangan seorang budak, dan
rela menunggang keledai. HR Hakim dari hadits Anas ra; hadits shahih.
.:Shalat Tahajjud Pecinta Rasulullah saw:.
Kapan Rasulullah saw bangun dari tidurnya?
كَانَ يَنَامُ أَوَّلَ اللَّيْلِ وَ يُحْيِي آخِرَهُ .
“Nabi saw biasa tidur di awal malam, kemudian menghidupkan akhir malam.” HR Ibnu Majah dari hadits ‘Aisyah ra; SHAHIH.
كَانَ إِذَا سَمِعَ الصَّارِخَ قَامَ فَصَلَّى .
"Adalah Nabi saw bila mendengar ayam berkokok, beliau bangun lalu shalat." HR Bukhari dari hadits 'Aisyah ra.
رُوِيَ أَنَّ لُقْمَانَ قَالَ ِلابْنِهِ: يَا بُنَيَّ لاَ تَكُنْ أَعْجَزَ
مِنَ الدِّيْكِ فَإِنَّهُ يُصَوِّتُ بِاْلأَسْحَارِ وَ أَنْتَ نَائِمٌ
الجنة.
"Diriwayatkan bahwa Luqman (al-Hakim) menasihati putranya,
"Duhai putraku, janganlah engkau lebih lemah daripada ayam jago, ia
telah berkokok di waktu sahur sementara engkau masih terlelap."
Berapa juz yang sebaiknya dibaca dalam tahajjud tiap malam?
مَنْ قَرَأَ بِمِائَةِ آيَةٍ فِى لَيْلَةٍ كُتِبَ لَهُ قُنُوتُ لَيْلَةٍ .
“Siapapun membaca 100 ayat dalam 1 malam, niscaya dicatat mendapatkan
(pahala) shalat sepanjang malam." HR Ahmad, dari hadits Tamim ra;
shahih. (Sanad Ahmad dha’if karena Sulaiman bin Musa al-Asydaq tidak
berjumpa dengan Katsir bin Murrah. Namun hadits ini hasan lighairihi)
مَنْ قَامَ بِعَشْرِ آيَاتٍ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ وَمَنْ
قَامَ بِمِائَةِ آيَةٍ كُتِبَ مِنْ الْقَانِتِينَ وَمَنْ قَامَ بِأَلْفِ
آيَةٍ كُتِبَ مِنْ الْمُقَنْطِرِينَ .
"Siapa saja yang melakukan
qiyamullail dengan (membaca) 10 ayat niscaya tidak dicatat dalam
kelompok kaum lalai, dan siapa pun yang melakukan qiyamullail dengan
(membaca) 100 ayat niscaya dicatat dalam kelompok orang-orang taat, dan
siapa jua pun yang melakukan qiyamullail dengan (membaca) 1.000 ayat
niscaya ditulis dalam kelompok orang-orang yang mendapat pahala
berlipat-lipat." HR. Abu Dawud dll dari hadits 'Abdullah bin 'Amr bin
'Ash ra, hadits shahih.
Jika demikian, sebaiknya berapa rekaat shalat tahajud kita?
قَالَتْ عَائِشَة: ... لَمْ يَكُنْ يُوْتِرُ بِأَنْقَصَ مِنْ سَبْعٍ وَ لاَ بِأَكْثَرَ مِنْ ثَلاَثِ عَشْرَةَ .
'Aisyah berkata, "Tidaklah Rasulullah melakukan shalat witir (shalat
malam) lebih sedikit dari 7 rekaat." HR Abu Daud dll dengan sanad yang
baik. (Shalat at-Tarawih hlm. 96)
عن أبي ذر قال: ثلاثة يستنير
الله إليهم رجل قام من الليل وترك فراشه ودفاءه ثم قام يتوضأ فأحسن الوضوء
ثم قام إلى الصلاة فيقول الله للملائكة: ما حمل عبدي على هذا أو على ما
صنع؟ فيقولون: أنت أعلم. فيقول: أنا أعلم ولكن أخبروني فيقولون: خوفته شيئا
فخافه ورجيته شيئا فرجاه. قال فيقول: فإني اشهدكم أني قد أمنته مما خاف
وأعطيته ما رجا .
Abu Dzarr ra berkata, “Ada 3 orang yang Alloh
bersinar kepada mereka, yaitu seorang lelaki yang bangun malam dan
meninggalkan tempat tidur dan selimutnya, kemudian dia berdiri melakukan
wudhu secara baik, kemudian berdiri melakukan shalat, maka Alloh
betanya kepada para malaikat, “Apa yang menyebabkan hamba-Ku melakukan
ini?” Mereka menjawab, “Engkau lebih tahu.” Alloh berkata, “Aku memang
lebih tahu, tetapi beritahulah Aku.” Mereka jawab, “Engkau menakutinya
dengan sesuatu maka ia pun takut, dan Engkau memberinya suatu harapan
maka ia pun mengharapkannya.” Alloh berkata, “Aku mempersaksikan kepada
kalian bahwa Aku pasti memberikan keamanan kepadanya dari apa yang ia
takuti dan Aku pasti memberikan kepadanya apa yang ia harapkan.” HR
Abdur Razzaq. (Syaikh ‘Ishamuddin ash-Shabithi berkomentar, “Ini adalah
riwayat mauquf (perkataan sahabat Nabi saw) yang dha’if. Para perawinya
tsiqat tetapi Sa’id bin Iyas al-Jurairi al-Bashri mukhtalith (rusak
hafalannya) selama 3 tahun sebelum wafat.” Syaikh Mukhtar as-Syanqithi
az-Zahid berkata dalam syarah Umdatul Ahkam di Masjid Nabawi, “Riwayat
ini dinilai hasan oleh sebagian ulama`”) Wallahu A’lam.
.:Amaliah Selepas Shubuh Pecinta Rasulullah saw:.
Waktu ba’da shubuh adalah waktu emas! Bagaimana tidak?!
بُورِكَ ِلأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا .
“Telah dibarokahi bagi umatku pada waktu paginya (sebelum terbit matahari).” HR Thabarani dari hadits Abu Hirr ra ; SHAHIH.
Maka, sebaiknya amalan apakah untuk menghiasi waktu ini?
لأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلاَةِ
الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ
أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ وَلأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ
يَذْكُرُونَ اللَّهَ مِنْ صَلاَةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ
أَحَبُّ إِلَىَّ مِنْ أَنْ أُعْتِقَ أَرْبَعَةً ».
“Sungguh bahwa aku
duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Alloh sejak shalat
shubuh hingga terbit matahari, jauh lebih kusukai daripada aku
memerdekakan empat orang dari keturunan Isma'il. Dan sungguh bahwa aku
duduk bersama suatu kaum yang berdzikir kepada Alloh sejak shalat asar
hingga terbenam matahari, jauh lebih kusukai daripada aku memerdekakan
empat orang.” HR Abu Dawud dari hadits Anas ra; hadits hasan.
Imam Nawawi menulis dalam Shahih Muslim:
باب فَضْلِ الْجُلُوسِ فِى مُصَلاَّهُ بَعْدَ الصُّبْحِ وَفَضْلِ الْمَسَاجِدِ .
(Bab: Keutamaan Duduk di Tempat Shalat Selepas Shubuh, dan Keutamaan Masjid-masjid). Bab ini memuat hadits Simak ra berikut:
عَنْ سِمَاكِ بْنِ حَرْبٍ قَالَ قُلْتُ لِجَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ أَكُنْتَ
تُجَالِسُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ نَعَمْ كَثِيرًا
كَانَ لاَ يَقُومُ مِنْ مُصَلاَّهُ الَّذِى يُصَلِّى فِيهِ الصُّبْحَ أَوِ
الْغَدَاةَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ فَإِذَا طَلَعَتِ الشَّمْسُ قَامَ .
Simak bin Harb bertanya kepada Jabir ra, “Apakah Anda biasa duduk
bersama Nabi saw?” Dijawab, “Tentu, dan sering. Beliau tidak bangkit
dari tempat ia shalat shubuh hingga matahari terbit. Jika telah terbit,
barulah beliau berdiri.” HR Muslim.
Mengapa Nabi saw suka berdzikir di masjid tiap ba’da shubuh?
« مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِى جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ
حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ
كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ ». قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه
وسلم « تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ
حَسَنٌ غَرِيبٌ. قَالَ وَسَأَلْتُ مُحَمَّدَ بْنَ إِسْمَاعِيلَ عَنْ أَبِى
ظِلاَلٍ فَقَالَ هُوَ مُقَارِبُ الْحَدِيثِ. قَالَ مُحَمَّدٌ وَاسْمُهُ
هِلاَلٌ .
“Siapapun yang shalat shubuh dalam jamaah, kemudian duduk
berdzikir kepada Alloh hingga terbit matahari, kemudian shalat dua
rekaat, dia mendapatkan seperti pahala haji dan umrah, secara sempurna,
sempurna, dan sempurna.” HR Turmudzi dari hadits Anas ra, dan beliau
menilai hadits ini hasan gharib, sementara Syaikh al-Albani menilainya
hasan.
.:Amaliah Selepas Maghrib Pecinta Rasulullah saw:.
Tiada diperselisihkan bahwa masjid adalah tempat paling mulia di atas
muka bumi. Karena itulah orang-orang mulia mencintai masjid dan gemar
berada di masjid. Terutama, selepas maghrib hingga isya’!
صَلَّيْنَا الْمَغْرِبَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ
قُلْنَا لَوْ جَلَسْنَا حَتَّى نُصَلِّىَ مَعَهُ الْعِشَاءَ. فَجَلَسْنَا
فَخَرَجَ عَلَيْنَا فَقَالَ «مَا زِلْتُمْ هَا هُنَا». قُلْنَا يَا رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّيْنَا مَعَكَ الْمَغْرِبَ ثُمَّ قُلْنَا نَجْلِسُ حَتَّى
نُصَلِّىَ مَعَكَ الْعِشَاءَ قَالَ «أَحْسَنْتُمْ أَوْ أَصَبْتُمْ».
فَرَفَعَ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ وَكَانَ كَثِيرًا مِمَّا يَرْفَعُ
رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ «النُّجُومُ أَمَنَةٌ لِلسَّمَاءِ
فَإِذَا ذَهَبَتِ النُّجُومُ أَتَى السَّمَاءَ مَا تُوعَدُ وَأَنَا
أَمَنَةٌ لأَصْحَابِى فَإِذَا ذَهَبْتُ أَتَى أَصْحَابِى مَا يُوعَدُونَ
وَأَصْحَابِى أَمَنَةٌ لأُمَّتِى فَإِذَا ذَهَبَ أَصْحَابِى أَتَى أُمَّتِى
مَا يُوعَدُونَ»
“Kami shalat maghrib bersama Rasulullah saw,
kemudian kami berkata, “(Alangkah baiknya) seandainya kita duduk hingga
shalat isya’ bersama beliau.” Maka kami pun duduk (di masjid), lalu
beliau keluar menjumpai kami, lalu bersabda, “Kalian masih di sinikah?”
Kami jawab, “Wahai Rasulullah, kami telah shalat maghrib, kemudian kami
berkata: (Alangkah baiknya) seandainya kita duduk hingga shalat isya’
bersama Anda.” Beliau bersabda, “Kalian berbuat baik (atau) kalian
tepat”. Lalu beliau meng-angkat kepala ke langit lalu bersabda,
“Bintang-bintang adalah amanah bagi langit. Bila bintang-bintang lenyap,
pastilah langit didatangi sesuatu yang telah dijanjikan kepadanya.
Sedang aku adalah amanah bagi para sahabatku, maka bila aku telah tiada,
tentulah datang kepada mereka sesuatu yang telah dijanjikan kepada
mereka. Sementara para sahabatku adalah amanah bagi umatku, maka bila
para sahabatku telah tiada tentulah datang kepada umatku sesuatu yang
telah dijanjikan kepada mereka.” HR Muslim.
Banyak orang
terkenal di atas muka bumi, hingga namanya disebut di Negara lain, akan
tetapi ternyata tidak ada satu pun penghuni langit yang mengenali
kebajikan-kebajikan dan amalan shalihnya. Apalah artinya terkenal di
dunia yang fana ini ?!?
.:Amaliah Selepas Isya’ Pecinta Rasulullah saw:.
Tilawah Al-Qur’an selalu menghiasi malam Rasulullah saw. Tidak hanya saat bangun tidur, namun juga sebelum tidur beliau!
عَنْ جَابِرٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ لاَ يَنَامُ
حَتَّى يَقْرَأَ (الم تَنْزِيلُ) وَ (تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ
).
Dari Jabir ra, bahwa Nabi saw tidak tidur hingga membaca surah
Alif Lam Mim Tanzil (surah as-Sajdah) dan surah Tabâraka (surah
al-Mulk). HR Turmudzi; hadits shahih.
قَالَتْ عَائِشَةُ رضى
الله عنها كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَنَامُ حَتَّى
يَقْرَأَ الزُّمَرَ وَبَنِى إِسْرَائِيلَ.
'Aisyah ra berkata, "Nabi
saw tidak tidur hingga membaca surah az-Zumar dan surah Bani Isra`il
(surah al-Isra`). HR Turmudzi dengan isnad yang jayyid (baik).
Penulis: Ust. Abu Zaidan Al-Mahfoudz.